Reina Moore: Dari Kampus Ilmu Komunikasi ke Panggung Akting Bersama Aktor Senior
Reina Moore Layar Lebar, Dunia perfilman Indonesia bersiap menyambut talenta muda multitalenta, Reina Moore. Di usianya yang baru menginjak 19 tahun. Seorang Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA) ini tak hanya membawa pesona baru. tapi latar belakang unik sebagai seorang penggiat seni. Maka, dalam langkah debutnya yang monumental, Reina akan langsung di hadapkan pada tantangan besar, yaitu beradu peran dengan dua aktor kawakan Indonesia, Derry Derajat dan Farid Ongky, dalam sebuah proyek film yang sangat di nanti.
Perjalanan dari ruang kuliah menuju dunia profesional bukanlah hal yang mudah. terlebih ketika langkah tersebut membawa seseorang ke industri film layar lebar. Hal inilah yang di alami oleh Reina Moore, mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA). yang berhasil menembus dunia perfilman nasional melalui proyek film Arwah Legong: Bali produksi PT Berkah Menara Sinema.
Kesempatan ini menjadi momentum penting dalam karier awal Reina. Dari seorang mahasiswa yang akrab dengan teori komunikasi dan media, kini ia menjelma menjadi seorang aktris muda yang siap tampil di depan kamera bersama dua aktor senior Indonesia, Derry Derajat dan Farid Ongky.
Film Arwah Legong:
Bali bukan hanya menjadi ajang unjuk kemampuan akting, tetapi juga simbol pertemuan antara dunia akademik dan industri kreatif. Melalui perannya, Reina membuktikan bahwa mahasiswa masa kini mampu memadukan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan profesionalisme. dalam satu ruang nyata — dunia perfilman Indonesia yang dinamis dan kompetitif.
Dengan semangat belajar dan dedikasi tinggi, Reina membawa nama kampusnya ke layar lebar, menegaskan bahwa potensi generasi muda Indonesia dapat bersinar tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di panggung nasional.

Raina Moore
Siapakah Reina Moore?
Berdasarkan informasi yang tersedia, Reina Moore adalah seorang aktris pendatang baru di dunia perfilman Indonesia.
Berikut adalah poin-poin kunci mengenai dirinya:
Usia dan Pendidikan:
Ia lahir pada 25 Agustus 2006, yang berarti usianya saat ini (Oktober 2025) adalah 19 tahun. Ia merupakan seorang mahasiswi aktif di Universitas Islam Bandung (UNISBA), mengambil program studi Ilmu Komunikasi.
Latar Belakang Seni:
Reina di kenal sebagai seorang penggiat seni, menunjukkan bahwa ia memiliki minat dan apresiasi yang mendalam terhadap dunia seni, yang menjadi bekal penting untuk kariernya di dunia akting.

Proyek Film:
Ia akan segera memulai debut aktingnya dalam sebuah film berjudul “Arwah Legong: Bali”. Dalam film ini, ia akan beradu akting secara langsung dengan dua aktor senior ternama, yaitu Derry Derajat dan Farid Ongky.
Posisi:
Reina Moore di pandang sebagai talenta muda yang menjanjikan, yang membawa kombinasi unik antara latar belakang akademis di bidang komunikasi dan “jiwa seni” ke dalam industri perfilman.
Reina Moore, yang memiliki nama asli Reina Andriani Dahrusman, adalah mahasiswi aktif Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA). Sejak awal masa studinya, Reina di kenal sebagai sosok yang memiliki minat besar terhadap dunia seni peran, komunikasi visual, serta industri media kreatif. Ketertarikannya terhadap dunia film dan akting tidak hanya muncul sebagai hobi semata, tetapi berkembang menjadi bentuk ekspresi dan pembelajaran praktis atas ilmu komunikasi yang ia pelajari di kampus.
Reina Moore di Kampus
Dalam kesehariannya sebagai mahasiswa, Reina aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus yang berhubungan dengan media, produksi konten, hingga teater mahasiswa. Aktivitas tersebut menjadi wadah bagi Reina untuk menyalurkan kreativitas sekaligus melatih kemampuan komunikasi, public speaking, serta ekspresi artistik yang kelak menjadi bekal berharga di dunia profesional.
Melalui kombinasi antara pengetahuan akademik dan pengalaman praktis, Reina berhasil membangun fondasi yang kuat untuk melangkah ke dunia film. Ketika kesempatan datang dari PT Berkah Menara Sinema untuk bergabung dalam produksi film layar lebar Arwah Legong: Bali, ia melihatnya sebagai tantangan sekaligus peluang untuk membuktikan kapasitas diri di industri kreatif yang sesungguhnya.
Perjalanan Reina dari bangku kuliah menuju lokasi syuting menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pembelajar, tetapi juga sebagai agen perubahan dan representasi generasi muda yang mampu beradaptasi di berbagai bidang. Dengan tekad dan dedikasi tinggi, Reina membawa semangat kampusnya untuk berkontribusi dalam pelestarian budaya dan pengembangan perfilman nasional.

Film Arwah Legong
Proyek Film: Arwah Legong: Bali
Film Arwah Legong:
Arwah Legong : Bali merupakan salah satu proyek terbaru dari PT Berkah Menara Sinema, yang menggabungkan unsur budaya, spiritualitas, dan nilai-nilai tradisi Bali dalam balutan kisah mistis bernuansa drama horor. Film ini berupaya menggali kearifan lokal dan filosofi di balik tari Legong, sebuah tarian klasik Bali yang sarat makna keindahan, keanggunan, dan kesucian ritual.
Dalam film ini, Reina Moore di percaya memerankan tokoh sentral yang menjadi jembatan antara dunia nyata dan spiritual. Karakternya menuntut kemampuan akting yang kuat, ekspresi emosional mendalam, serta pemahaman terhadap nilai budaya yang di angkat dalam cerita. Tantangan ini menjadi pengalaman berharga bagi Reina, terutama karena ini merupakan debut perdananya di dunia film layar lebar.
Proses produksi Arwah Legong:
Bali di jadwalkan berlangsung pada 17 Oktober hingga 05 November 2025, mengambil lokasi pengambilan gambar di beberapa area bernuansa budaya di Pulau Bali. Selama proses tersebut, Reina tidak hanya berperan sebagai aktris, tetapi juga turut mempelajari secara langsung proses produksi film profesional — mulai dari teknik pengambilan gambar, manajemen kru, hingga disiplin kerja di lapangan.
Yang membuat proyek ini semakin istimewa, Reina beradu akting dengan dua aktor senior Indonesia, Derry Derajat dan Farid Ongky, yang keduanya memiliki pengalaman panjang dalam dunia seni peran. Kehadiran mereka tidak hanya memperkaya dinamika cerita, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran langsung bagi Reina untuk memahami teknik dan etika profesional di dunia film.
Bagi PT Berkah Menara Sinema, kehadiran Reina Moore membawa energi baru dalam proyek ini. Kolaborasi antara aktor senior dan talenta muda mencerminkan semangat regenerasi dalam industri perfilman Indonesia — di mana tradisi dan modernitas, pengalaman dan semangat, berpadu dalam satu karya yang berakar pada nilai budaya bangsa.
Melalui film ini, Reina Moore tidak hanya menunjukkan kemampuan aktingnya, tetapi juga peran aktif generasi muda dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada khalayak luas, baik di dalam maupun luar negeri. Arwah Legong: Bali pun di harapkan menjadi bukti bahwa sinema Indonesia dapat terus berkembang dengan menghadirkan cerita yang mengangkat identitas nasional tanpa kehilangan daya tarik komersial dan artistiknya.
Kolaborasi Bersama Aktor Senior
Bagi seorang pendatang baru di dunia film, beradu akting dengan aktor-aktor berpengalaman adalah tantangan sekaligus kesempatan emas. Hal inilah yang di alami oleh Reina Moore dalam proyek film Arwah Legong: Bali. Dalam film ini, Reina berkesempatan untuk bermain bersama dua nama besar di dunia perfilman Indonesia, yaitu Derry Derajat dan Farid Ongky.
Keduanya di kenal sebagai aktor senior dengan jam terbang tinggi dan reputasi kuat di berbagai produksi film dan sinetron nasional. Derry Derajat di kenal melalui perannya yang kuat, disiplin tinggi, dan kemampuan membangun karakter yang intens, sementara Farid Ongky bukan hanya seorang aktor, tetapi juga pelatih akting yang telah banyak melahirkan talenta muda di industri hiburan Indonesia.
Renia Moore Kolaborasi Senior
Bagi Reina, kolaborasi ini menjadi pengalaman belajar yang luar biasa. Ia tidak hanya belajar tentang teknik akting di depan kamera, tetapi juga tentang bagaimana menjaga konsistensi emosi, memahami naskah secara mendalam, serta beradaptasi dengan ritme kerja profesional di lokasi syuting. Interaksi langsung dengan para aktor senior membuatnya menyadari bahwa dunia perfilman menuntut ketekunan, kesabaran, dan kesiapan mental yang kuat.
Selama proses pengambilan gambar, Derry Derajat dan Farid Ongky sering memberikan masukan serta berbagi pengalaman seputar dunia film. Bimbingan tersebut membantu Reina dalam memperdalam karakter yang di perankannya serta membangun chemistry antarpemain agar cerita yang di sampaikan terasa hidup dan menyentuh penonton.
Kolaborasi lintas generasi ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pengalaman dan semangat muda dapat menghasilkan karya yang kuat dan bermakna. Bagi para pemain senior, keterlibatan Reina dan generasi muda lainnya merupakan penyegaran dalam dinamika perfilman Indonesia. Sebaliknya, bagi Reina, kesempatan ini adalah langkah awal menuju dunia profesional yang sesungguhnya.
Lebih dari sekadar pengalaman akting, kolaborasi tersebut menjadi ruang pertukaran nilai — antara kedewasaan artistik dan semangat eksploratif. Melalui interaksi dengan aktor-aktor senior, Reina tidak hanya tampil sebagai aktris baru, tetapi juga berkembang sebagai individu yang memahami pentingnya etika, kolaborasi, dan rasa hormat dalam proses kreatif sebuah karya film.
Tantangan dan Pembelajaran
Perjalanan Reina Moore dari ruang kuliah menuju dunia film layar lebar tentu tidak berjalan mulus. Di balik pencapaian yang tampak gemilang, terdapat berbagai tantangan yang harus ia hadapi dengan keteguhan dan disiplin tinggi. Salah satu tantangan terbesar bagi Reina adalah menyeimbangkan tanggung jawab akademik sebagai mahasiswi dengan jadwal padat proses produksi film yang menuntut waktu dan tenaga.
Selama periode pengambilan gambar yang berlangsung pada 17 hingga 23 Oktober 2025, Reina harus mampu mengatur jadwal kuliah, tugas kampus, serta jadwal syuting yang sering berlangsung hingga larut malam. Untungnya, dukungan dari pihak kampus, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (UNISBA), memberikan ruang bagi Reina untuk tetap fokus menjalankan dua peran sekaligus — sebagai mahasiswi dan sebagai aktris profesional.
Latihan Ekspresi
Selain persoalan waktu, Reina juga menghadapi tantangan teknis dan mental di lokasi syuting. Dunia film menuntut ketepatan ekspresi, kemampuan improvisasi, dan stamina tinggi. Ia harus beradaptasi dengan ritme kerja kru profesional hingga memahami arahan sutradara, serta menjaga performa di depan kamera dalam berbagai kondisi cuaca dan situasi lapangan. Setiap adegan menjadi latihan mental untuk tetap fokus, meski rasa lelah dan tekanan produksi kerap datang.
Namun, di balik semua tantangan tersebut, Reina justru menemukan banyak pembelajaran berharga. Ia belajar bagaimana teori komunikasi yang di pelajarinya di kampus benar-benar di aplikasikan dalam konteks nyata: membangun komunikasi efektif di antara tim, memahami pesan yang ingin di sampaikan film, hingga menciptakan interaksi emosional dengan penonton melalui peran yang ia mainkan.
Reina juga belajar pentingnya kerja sama tim dan profesionalisme. Dalam dunia perfilman, keberhasilan bukan hanya di tentukan oleh aktor utama, tetapi oleh seluruh elemen produksi. Reina menghayati mulai dari penulis naskah, kameramen, hingga kru teknis di balik layar. Kesadaran ini menumbuhkan rasa hormat dan apresiasi mendalam terhadap seluruh proses kreatif yang melahirkan sebuah karya film.
Melalui pengalaman ini. Reina menyadari bahwa perjalanan menuju kesuksesan bukan sekadar tentang menjadi pusat perhatian. Reina menyadari juga tentang bagaimana seseorang belajar, beradaptasi, dan tumbuh dari setiap proses. Tantangan yang ia hadapi justru menjadi batu loncatan yang memperkuat mental, memperluas wawasan. Reina berusaha membentuk karakter profesional yang siap menghadapi dunia kerja yang lebih luas.
Baca Juga | Arwah Legong : Bali
Makna dan Harapan ke Depan
Bagi Reina Moore, keterlibatannya dalam film Arwah Legong: Bali bukan sekadar pencapaian pribadi. melainkan sebuah perjalanan pembelajaran dan refleksi diri. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang arti kerja keras, komitmen, dan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Dari ruang kuliah yang penuh teori hingga lokasi syuting yang dinamis. Reina berhasil membuktikan bahwa semangat belajar dan tekad yang kuat. Reina mampu membuka pintu menuju dunia profesional yang lebih luas.
Makna paling berharga yang Reina rasakan adalah bagaimana pendidikan dan praktik lapangan dapat berjalan beriringan. Ilmu komunikasi yang ia pelajari di kampus terbukti relevan dalam dunia film. Reina belajar mulai dari kemampuan berinteraksi, memahami karakter, membangun emosi, hingga menyampaikan pesan yang bermakna kepada penonton. Ia melihat dunia film sebagai ruang nyata untuk menerapkan teori komunikasi massa, narasi visual, dan strategi pesan yang efektif.
Selain itu, keterlibatannya bersama aktor senior seperti Derry Derajat dan Farid Ongky memberi inspirasi. Reina belajar tentang pentingnya rendah hati dan terus belajar. Mereka bukan hanya rekan kerja di depan kamera. Reina menganggap mereka sebagai mentor yang menunjukkan bahwa profesionalisme di dunia seni peran. Ia belajar tidak hanya di ukur dari bakat, tetapi juga dari sikap, etika, dan dedikasi terhadap karya.
Reina Menginspirasi
Ke depan, Reina berharap dapat terus berkembang di dunia perfilman dan komunikasi, baik sebagai aktris. Ia yang mampu membawa pesan positif bagi masyarakat. Ia bercita-cita menjadikan pengalamannya ini sebagai fondasi untuk berkontribusi lebih luas dalam industri kreatif Indonesia. Reina menggabungkan wawasan akademik dengan kreativitas artistik untuk menghasilkan karya yang inspiratif dan bernilai budaya.
Reina juga ingin membuktikan bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan di industri kreatif. Ia membawa semangat intelektual, etika profesional, dan inovasi ke dalam dunia hiburan. Melalui kiprahnya. Ia berharap dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk berani bermimpi, berproses. Ia berusaha capai prestasi di bidang yang mereka cintai, tanpa harus meninggalkan tanggung jawab akademik.
Baginya, film Arwah Legong: Bali bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari babak baru. Iya memasuki babak di mana ilmu, seni, dan dedikasi bersatu dalam satu tujuan. Reina memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia melalui karya yang berkualitas dan bermakna.
Perjalanan Reina Moore
Perjalanan Reina Moore dari bangku kuliah menuju dunia film layar lebar menjadi kisah inspiratif. Reina tetap bersemangat, dedikasi, dan keberanian untuk mewujudkan mimpi. Dari proses belajar di kampus hingga tampil di depan kamera bersama aktor-aktor senior. Reina telah menunjukkan bahwa setiap langkah kecil yang di lakukan dengan sungguh-sungguh dapat membawa hasil besar di kemudian hari.
adapun Reina menyadari bahwa semua pencapaiannya tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Reina mengucapkan terimakasih mulai dari keluarga, dosen, rekan mahasiswa, hingga tim produksi dan para aktor yang telah membimbingnya. Dengan penuh rasa syukur. Raina memandang pengalaman ini sebagai amanah yang harus di jaga dengan sikap rendah hati, profesionalisme, dan komitmen untuk terus berkembang.
Melalui film Arwah Legong:
Bali, Reina berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia seni peran hingga memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia kepada masyarakat luas. Ia juga memohon doa dan dukungan dari semua pihak. Reina berdoa di beri kekuatan, kesehatan, serta kebijaksanaan untuk melangkah dengan baik. Reina juga tetap menjaga sopan santun, etika, dan integritas dalam setiap perjalanan kariernya.
Bagi Reina, kesuksesan sejati bukan hanya di ukur dari seberapa tinggi seseorang melangkah. Reina tetap bersikap baik, bersyukur hingga menghargai setiap proses yang di jalani. Dengan semangat itu, ia siap melangkah lebih jauh. Ia membawa nama baik kampus, keluarga, dan bangsa dalam setiap karya yang ia persembahkan di dunia perfilman Indonesia.
MEDIA KOTA
0812 8441 9494 | 0 852 8546 7889
BACA JUGA | WEBSITE MEDIA KOTA
TONTON JUGA | YOUTUBE @MEDIAKOTA_OFFICIAL